Praktikum 3 (Jaringan Client-Server dan Jaringan Router pada Cisco Packet Tracer)

Halo Para Pembaca🙋

Kembali lagi dengan saya Ade disini, pada kesempatan kali ini saya mau membagikan kepada kalian para pembaca yaitu hasil dari praktikum simulasi Jaringan Client-Server dan Jaringan Router pada Cisco Packet Tracer. Saya harap konten yang saya bagikan pada kesempatan kali ini bisa bermanfaat bagi pembaca semuanya... 

Selamat membaca😇


Hasil & Pembahasan Praktikum :
Materi yang dipelajari pada praktikum kali ini adalah mengenai jaringan Client-Server dan jaringan router pada Cisco Packet Tracer. Pada praktikum kali ini, praktikan diharapkan mampu melakukan simulasi jaringan Client-Server, dapat mengatur IP DHCP di Windows, dan menghubungkan dua jaringan yang berbeda menggunakan router. DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol jaringan yang digunakan untuk memberikan konfigurasi jaringan secara otomatis kepada perangkat yang terhubung ke jaringan seperti alamat IP, subnet mask, dan default gateway. Dengan menggunakan DHCP pengguna tidak perlu secara manual mengkonfigurasi setiap perangkat di jaringan, sehingga mempermudah pengelolaan jaringan dan mengurangi kesalahan dalam mengatur konfigurasi jaringan.
Pada praktikum kali ini, praktikan diharapkan untuk menyelesaikan sebuah tugas yaitu membuat sebuah desain jaringan dengan syarat sebagai berikut:
1. Memiliki dua jaringan di mana masing-masing jaringan memiliki tiga client dan satu server
2. Salah satu jaringan menggunakan IP kelas A dan salah satu jaringan yang lain menggunakan IP kelas B
3. IP pada masing-masing jaringan dibagikan secara DHCP
4. Kedua jaringan dihubungkan dengan router
5. Pengaturan router melalui CLI


Prosedur Praktikum :
Peralatan :
1. PC/laptop dengan Sistem Operasi Windows.
2. Software Cisco Packet Tracer.

Persiapan :
1. Memeriksa ketersediaan dan kondisi peralatan yang akan digunakan pada praktikum.
2. Mempelajari modul praktikum yang telah diberikan.

Pelaksanaan :
1. Buka aplikasi Cisco Packet Tracer yang telah diinstal pada laptop/PC.
2. Buatlah dua jaringan yang mana pada masing-masing jaringan tersebut terdiri dari tiga unit PC sebagai client, satu unit server, dan satu unit switch.
3. Pada masing-masing jaringan, hubungkan semua PC client dan server pada switch menggunakan kabel straight.

4. Buka IP Configuration pada server yang berada di jaringan sebelah kiri. Kemudian isi bagian IP Address, Subnet Mask, dan Default Gateway. Karena server ini akan menggunakan jaringan kelas A, maka setting IP Address seperti pada gambar di bawah ini.
5. Setelah itu, buka menu bagian Services --> DHCP. Isi bagian Default Gateway menjadi 10.0.0.1 dan atur bagian Start IP Address menjadi 10.0.0.3 (karena 10.0.0.1 sudah dipakai untuk Default Gateway dan 10.0.0.2 sudah dipakai untuk alamat IP server).  Jangan lupa untuk menekan tombol Service menjadi On lalu tekan Save.
6. Buka PC yang ada pada jaringan sebelah kiri, kemudian buka menu Desktop --> IP Configuration lalu pindahkan dari Static menjadi DHCP untuk meminta IP Address dari server. Pastikan terisi seperti gambar di bawah. Lakukan hal yang sama pada PC lainnya yang ada pada jaringan sebelah kiri.
7. Lakukan hal serupa pada server yang berada di jaringan sebelah kanan. Karena server ini akan menggunakan jaringan kelas B, maka setting IP Address seperti pada gambar di bawah ini.
8. Setelah itu, buka menu bagian Services --> DHCP. Isi bagian Default Gateway menjadi 172.168.1.1 dan atur bagian Start IP Address menjadi 172.168.1.3 (karena 172.168.1.1 sudah dipakai untuk Default Gateway dan 172.168.1.2 sudah dipakai untuk alamat IP server).  Jangan lupa untuk menekan tombol Service menjadi On lalu tekan Save.
9. Buka PC yang ada pada jaringan sebelah kanan, kemudian buka menu Desktop --> IP Configuration lalu pindahkan dari Static menjadi DHCP untuk meminta IP Address dari server. Pastikan terisi seperti gambar di bawah. Lakukan hal yang sama pada PC lainnya yang ada pada jaringan sebelah kanan.
10. Setelah mengkonfigurasi IP Address, Subnet Mask, dan Default Gateway pada kedua jaringan, tambahkan router pada area kerja untuk menghubungkan kedua jaringan. 
11. Buka menu CLI pada router untuk melakukan konfigurasi agar dapat terhubung dengan interface fa 0/0 untuk jaringan sebelah kiri dan interface fa 1/0 untuk jaringan sebelah kanan. Untuk melakukan hal itu, masukkan perintah di bawah ini pada CLI:
a. Biasanya akan ada pertanyaan diawal, ketikkan no
b. enable
c. configure terminal
d. interface fa ke-... --> misal yang akan kita setting fashethernet ke 0/0, maka perintahnya adalah interface fa 0/0.
e. ip address [IP Address] [Subnet Mask] --> setting ip address dan subnet mask
f. no shutdown
g. exit --> keluar dari interface
h. exit --> keluar dari configure terminal
i. write --> menyimpan
j. exit --> keluar dari router
12. Lakukan uji koneksi dengan ping dari PC yang ada pada jaringan sebelah kiri menuju PC yang ada pada jaringan sebelah kanan begitu pula sebaliknya. 
13. Apabila semua pengujian koneksi berhasil dilakukan tanpa ada masalah, hal itu berarti simulasi jaringan Client-Server, mengatur IP DHCP, dan menghubungkan dua jaringan menggunakan router telah berhasil dilakukan.



Diagnosa dan Troubleshooting Masalah :
1. Munculnya pesan “Request timed out” pada command prompt saat melakukan tes ping pertama kali menuju PC yang berada pada jaringan yang berbeda, solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan tes ping kembali agar pesan tersebut tidak muncul lagi. Namun apabila pesan tersebut belum hilang setelah melakukan tes ping ulang, maka solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan pengecekan server bagian menu Services --> DHCP dikarenakan mungkin kita tidak ingat untuk menekan Service menjadi On atau lupa menyimpan Default Gateway yang telah diatur.
2. Pada saat melakukan konfigurasi pada menu CLI di router, sering terjadi kesalahan pada saat pengetikan perintah. Solusi yang dapat dilakukan adalah mematikan dan menyalakan router kembali untuk reset program dan kita dapat melakukan konfigurasi ulang pada router.


Kesimpulan Percobaan : 
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah DHCP memungkinkan klien untuk memperoleh alamat IP secara otomatis dari server. Hal ini dapat menjadi solusi untuk mempermudah kita dalam merancang sebuah jaringan agar proses konfigurasi alamat IP dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efisien. Selain itu, router merupakan alat yang sangat penting untuk menghubungkan dua jaringan dengan jenis kelas yang berbeda.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktikum 9 (NS3 Part 1)

Praktikum 5 (Konfigurasi WebServer dan Simulasi VLAN pada Cisco Packet Tracer)